AESENNEWS.COM, Lampung - Gereja GIDI Hosana-Sukoharjo merupakan salah satu gereja di bawah legalitas GIDI klasis Lampung yang beralamatkan Jl. Raya Sukoharjo III no. 991, RT/RW: 001/001, Kel/Desa: Sukoharjo III, Kec.: Sukoharjo, Kab.: Pringsewu-Lampung. Sekarang gereja ini memiliki bapak/ibu gembala yang baru setelah selama empat tahun mengalami kevakuman gembala.
"Saya sekeluarga tiba di Sukoharjo dari Cirebon pada Senin, 17 Juli 2023 dan langsung menempati rumah depan gereja yang dikontrakkan oleh jemaat untuk jangka waktu tiga tahun, "kenang Filipus Karyadi (51) (Selasa, 05/12/2023). "Lalu seminggu kemudian pada Minggu, 23 Juli 2023 dilaksanakan ibadah pelantikan saya dan isteri untuk menjadi bapak/ibu gembala gereja GIDI Hosana-Sukoharjo oleh Pdt. Dwi Teguh Imanto sebagai ketua GIDI klasis Lampung, "imbuhnya.
Sebagai pemberitahuan bahwa gembala sebelumnya berasal dari Kalimantan bernama Pdt. Lanyo yang beristerikan seorang wanita Manado bernama Anice Pangkey. Mereka dikarunia tiga anak perempuan, yaitu Tirza yang sudah lulus kuliah dari UNILA (Universitas Lampung), Glori yang sekarang sedang kuliah di salah satu universitas di kota Jogyakarta, dan Selly yang sekarang masih duduk di bangku kelas 1 SMA.
"Pdt. Lanyo meninggal pada usia 50 tahun, yang kata beberapa jemaat GIDI Hosana barangkali diakibatkan serangan jantung kira-kira bulan September 2019. Kemudian tongkat penggembalaan dilanjutkan oleh isterinya tetapi dalam penyampaian firman Tuhan di gereja dilakukan secara bergantian antara dia dan salah seorang jemaat mula-mula yang bernama Sagang Nainggolan selama empat tahun berturut-turut, "ungkapnya
Lebih lanjut dikatakan oleh pendeta yang menyandang gelar Sarjana Theologia (S. Th) ini bahwa berdasarkan AD/ART Gereja GIDI pasal 6 tentang Bentuk atau Sistem Pemerintahan Gereja ayat 1e dan f, Gereja GIDI dalam sistem Presbiterian tidak mengizinkan seorang perempuan menjadi Pendeta (Gembala) tetapi harus seorang laki-laki yang berumur 28 tahun ke atas (pasal 32: Syarat Badan Pengerja Jemaat ayat 2.i). "Ketua wilayah GIDI JASUMBAS, Pdt. Albert dahulu pernah berterus-terang bahwa ada empat orang yang sudah melamar untuk menjadi gembala di gereja GIDI Hosana-Sukoharjo tetapi selanjutnya mereka segera mundur setelah disodorkan AD/ART GIDI. Adapun mundurnya mereka ini kuat dugaan karena tidak adanya jaminan kesejahteraan hidup bagi gembala sekeluarga berupa gaji atau uang pensiun. Lalu saya pun menimpalinya waktu itu bahwa tawaran kepada saya untuk menjadi gembala GIDI Hosana sampai dua kali dari orang yang sama, yaitu Pdt. Yohanes Sukarsa di mana yang pertama pada bulan Agustus 2022, dan kedua pada bulan Juni 2023. Dan di antara waktu dari bulan Agustus 2022-Juni 2023 itulah saya menggumulinya dalam doa bersama dengan isteri. Lalu Tuhan memberikan jawabannya yang pasti bahwa saya harus pindah pelayanan di gereja GIDI Hosana-Sukoharjo, "akunya panjang lebar.
Pendeta yang asli orang sunda Kuningan-Jawa Barat ini pun menjelaskan bahwa daftar jumlah jemaat GIDI Hosana-Sukoharjo mencapai 21 KK (Kepala Keluarga) tetapi yang rutin hadir beribadah setiap minggu hanya setengahnya saja. Dan latar belakang jemaat terdiri atas mayoritas orang Batak, Jawa, dan Nias dengan matapencaharian sebagai pejabat anggota dewan, pegawai kantor, dan wiraswasta. "Informasi tentang jemaat ini saya peroleh dari ibu gembala sebelumnya yang sekarang masih menempati pastori gereja GIDI Hosana selama tiga tahun sesuai permintaannya sendiri sehubungan dengan masa pendidikan SMA anak bungsunya. Tetapi ternyata menurut para pengurus gereja jumlahnya tidak lagi 21 KK oleh karena sejak lama sudah banyak yang keluar dari keanggotaan. Jumlah jemaat sekarang tepatnya adalah 12 atau 13 KK, "ujarnya.
Adapun kegiatan rutin gerejawi jemaat GIDI Hosana berlangsung dua kali dalam seminggu, yaitu: Hari Minggu diadakan Ibadah Sekolah Minggu dari jam 07.30-09.00 WIB dan Ibadah Umum dari jam 10.00-12.00 WIB lalu pada setiap hari Rabu jam 14.00-selesai diadakan Ibadah Pendalaman Alkitab (PA) di rumah jemaat secara bergiliran. "Mengingat saat ini masih masa-masa transisi, maka sejak dilantik menjadi gembala jemaat hingga sekarang saya mengikuti saja kegiatan-kegiatan gerejawi yang sudah lama berlaku tersebut. Paling yang bisa saya kerjakan bersama isteri adalah mengintensifkan perkunjungan kepada jemaat. Barulah nanti kalau saya sekeluarga secara definitif sudah tinggal di pastori gereja, maka program-program pelayanan sepenuhnya dapat direalisasikan, "pungkas suami dari Diarita Mandasari, SH-wanita blasteran Batak-Sunda ini. (David)
0 Komentar